Langsung ke konten utama

Cara Mudah Melaksanakan Haji Tamattu’

Sebelum lebih jauh mengupas soal tata cara melaksanakan haji tamattu’, perlu diketahui bahwa cara melaksakan haji ada tiga macam :

1. Haji ifadah yaitu melaksanakan haji dulu baru umroh jika mau.
2. Haji tamattu’ yaitu melaksanakan umroh dulu baru haji
3. Haji qiran yaitu melaksanakan haji dan umroh secara bersamaan dalam satu waktu dan satu gerakan.

Dari ketiga macam cara melaksanakan haji tersebut, yang umum dilakukan oleh jama’ah yang bukan berasal dari Saudi (terutama indonesia) adalah haji tamattu’. Karena disamping mudah dan santai melaksanakannya, juga tidak disyaratkan membawa hadyu (hewan kurban) dari tempat tinggal. Untuk itu berikut saya paparkan lebih rinci cara pelaksaan haji tamattu ini.

Rukun dan wajib haji

Pada dasarnya, rukun haji yang disepakati oleh imam madzhab kecuali mazdhab hanafi ada 4 yaitu :

1. ihram
2. thawaf ifadah (thawaf ziyarah)
3. sa’i
4. wukuf di padang arafah

sedangkan yang termasuk wajib haji diantaranya :

1. ihram dari miqat
2. mabit di muzdalifah
3. melempar jumrah
4. mencukur rambut
5 thawaf wada’

Perbedaan antara rukun dan wajib haji
kalo rukun, jika ditinggalkan menyebabkan hajinya tidak sah dan harus diulang pada tahun berikutnya. Sedangkan wajib haji, apabila ditinggalkan tidak menyebabkan hajinya batal, hajinya tetap sah tetapi harus membayar dam (kafarat).

  Haji tamattu’ (umroh dulu baru haji)

Yang harus dilakukan oleh mutamati (orang yang melaksanakan haji tamattu’)adalah umroh dulu. yaitu melaksakan rukun umroh berikut ini : ihrom, thawaf qudum (umrah), sa’i dan tahallul.

1. Ihrom
Ihram adalah niat melaksanakan ibadah umrah dengan memakai baju ihram bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan memakai baju biasa yang sopan, bersih dan tidak ketat. Sebelum memakai baju ihram disunatkan :
- mandi
- memakai wangi-wangian
- mencukur bulu-buluan, mengunting kuku
Bagi yang berangkat memakai pesawat, sebaiknya mandi ihram dan bersih-bersih dilakukan sejak di rumah. Demikian juga dengan memakai baju ihromnya. ketika kapal terbang sudah mendekati miqot makani (tempat mulai ihrom) –bagi yang berangkat dari mesir miqot-nya juhfan rabigh– mulai memakai baju ihram (bagi yang belom memakai). begitu kapal sudah sejajar dengan miqot makani, hendaklah berniat berikut ini :

“labbaika umratan atau labbaika allohumma umrotan” Artinya : ya Alloh aku penuhi panggilanmu untuk umroh.

Setelah itu membaca talbiyyah berulang-ulang dengan suara nyaring bagi laki-laki dan suara pelan bagi wanita. Lafaz talbiyyahnya :

“Labbaika allohumma labbaik. laibaka la syarika laka labbaik innalhamda wanni’mata laku walmulka la syarika lak.

Talbiyyah ini dibaca berulang-ulang sampe memasuki masjidil haram. ketika sudah masuk masjidil haram talbiyayahnya di hentikan.

2. Thowaf Qudum
Bagi yang haji tamttu’, thowaf qudumnya adalah thowaf umroh. Sebelom masuk ke masjidil haram untuk thowaf, disunatkan terlebih dahulu mandi (tanpa sabun dan wangi-wangian karena sudah memakai baju ihrom), wudhu (karena akan melaksakan thowaf dan thowaf itu sama dengan sholat tahiyyatul masjid) dan membenahi pakaian ihrom.

Lalu masuk masjidil haram melalui pintu as-salam (babus salam atau babu syaibah) jika memungkinkan, namun jika tidak memungkinkan boleh dari pintu mana saja.

Ketika ka’bah sudah kelihatan, baca doa berikut ini :
“Allohumma antassalam waminkassalam fahayyina robbana bissalam”

kemudian berjalan mengikuti garis coklat menuju Hajar aswad untuk memulai thowaf. Ketika sudah berada di dekat Hajar aswad, kalau memungkinkan cium dia tanpa suara, atau istilam (sentuh pakai tangan atau tongkat lalu tangan atau tongkatnya dicium) atau kalau tidak memungkinkan juga, cukup beri isyarat dengan mengangkat tangan kanan sambil menghadapkan badan atau mu sedikit ke arah Hajar Aswad seraya membaca :
“Bismillah wallohu akbar”

Ketika kita mulai thowaf mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali dengan posisi ka’bah ada di sebelah kiri kita. Mului dari rukun (pojok) hajar aswad, lalu berjalan menuju rukun iraqy (disebut rukun iraqy karena pojok ini searah dengan irak), lalu ke rukun syami, kemudian ke rukun yamani. Sesampai di rukun yamani, disunatkan menghadap kearahnya sambil isyarat dengan tangan kanan namun tidak boleh dicium dan tanpa membaca kalimat takbir.

Kemudian berjalan menuju rukun hajar aswad. Ketika berada di antara rukun yamani dan hajar aswad di sunahkan membaca doa sapu jagad :
“robbana atina fiddunya hasanatan wa fil akhiroti hasanatan waqina adzabannar”

Ketika sampai ke rukun hajar aswad lakukan seperti semula; mencium, istilam atau isyarat sambil membaca “bismillahi wallohu akbar”

Sampai sini, anda sudah melakukan satu putaran thowaf. Disunahkan bagi laki-laki untuk ramal (lari-lari kecil) pada 3 putaran pertama dan 4 putaran berikutnya jalan seperti biasa. Disamping itu, laki-laki disunahkan idthiba’ di tujuh putaran thowaf qudum tadi.Idthiba’ adalah menyimpan kain ihrom dibawah ketiak kanan sehingga bahu kanan nampak. Ketika anda thowaf disunahkan membaca do’a apa saja termasuk sholawat, tahlil, tahmid dan takbir. Kecuali ketika anda berada di antara rukun yamani dan hajar aswad anda disunahkan membaca do’a sapu jagad seperti telah disebutkan diatas.

selesai thowaf, bila memungkinkan anada pergi ke multazam yaitu bagian ka’bah yang terletak di antara pintu ka’bah dan hajar aswad. Di sana anda bedo’a apa saja karena termasuk tempat berdoa’a yang mustajab. Namun apabila kondisi tidak memungkinkan lantaran sesak, maka anda langsung menuju ke maqam ibrahim saja.

Setelah itu, anda disunahkan menuju maqam ibrahim yang terletak tidak jauh dari ka’bah. Begitu sampai, anda disunahkan membaca :
“wattakhizdu min maqomi ibrohima musholla”

Lalu anda sholat dua roka’at di belakang maqam ibrahim, kalau memungkinkan. Kalo tidak memungkinkan sholatlah dimana saja meskipun tidak dibelakangnya. Pada roka’at pertama surat al-kafirun dan roka’at kedua surat al-ikhlas.

Setelah itu anda menuju tempat air zam-zam dan minum sepuasnya. Disamping minum, juga disunahkan untuk menuangkan air zam-zam tersebut ke atas kepala sebagaimana yang dilakukan oleh ibnu umar. Sebaiknya minum air zam-zam itu sambil berdiri, karena demikian Rasululloh melakukannya, sambil berdo’a :
“Allohumma inni asaluka ‘ilman nafi’an warizqan wasi’an wa syifa’an min kulli daa’in wa saqomin”

Lalu anda kembali menghadapkan badan ke arah hajar aswad sambil istilam atau berisyarat. Kini anda siap melakukan rukun umroh yang berikutnya yaitu sa’i. Keluarlah menuju mas’a (tempat sa’i) sari pintu shofa.

3.Sa'i antara bukit Shofa dan Marwa
sa’i ini diawali dari bukit shofa menuju bukit marwa sebanyak 7 kali. Begitu anda mendekati bukit shofa bacalah ayat berikut :
“innasshofa wal marwata min sya’airillah”


egitu sampai di bukit shofa, naiklah ke atas bila memungkinkan, bila tidak, cukup naiknsedikit ke atas bukit. Setelah itu anda menghadap ka'bah sambil membaca do'a :

"Allohu akbar, Allohu akbar, Allohu akbar. La ilaha illallohu wahdah la syarika lah. lahul mulku walahul hamdu yuhyi wa yumitu wahua 'ala kulli sya'in qodir. La ilaha illalloh wahdah anjaza wa'dah, wa nashoro abdah wahazamal ahzaba wahdah."

Ulang-ulang bacaan ini minimal tiga kali. Satelah itu anda berdo'a apa saja dengan khusyu'. Lalu turunlah dari bukit shofa menuju marwah. Ketika sampai pada lampu neon hijau, bagi laki laki disunahkan hirwalah (lari-lari kecil) sambil membaca do'a:

"Robbigfir warham watajawaz 'amma ta'lam innaka antal a'azzul akrom."

Ketika sampai di lampu neon berikutnya, baru anda berhenti dari lari-lari kecil, kemudian jalanlah seperti biasa sampai tiba di bukit marwah. Sedangkan wanita , tidak ada lari-lari kecil. Namun ketika berada di antara dua lampu neon hijau tadi, disunahkan membaca do'a di atas. Ketika sampai di bukit marwah, lakukanlah seperti apa yang dilakukakan bukit shofa (membaca ayat al-quran dan do'a seperti di shofa). Sampai sini anda sudah melakukan satu putaran thowaf. Anda turun kembali dari bukit marwah menuju bukit shofa dan begitu berada di antara lampu neon hijau lakukan seperti semula. dari bukit shofa ke bu marwah di hitung satu putaran. Sa'i di mulai dari bukit shofa dan berakhir di marwah.

4. Tahallul Umroh
Setelah selesai sa'i, yang anda lakukan berikutnya adalah tahallul berupa memotong beberapa helai rambut (taqsir) minimal 3 helai seukuran satu buku jari tangan dan sebaiknya menggunakan gunting. Anda juga boleh menggundulinya (tahliq), hanya untuk tahallul umroh ini taqsir saja bukan tahliq. Sementara tahliq nanti ketika tahallul haji pada tanggal 10 Dzulhijjah sebagimana ana di jelaskan berikutnya. Namun bagi wanita, ia hanya boleh taqsir (memotong pendek) dan tidak boleh tahliq (gundul).

Setelah tahallul ini, selesai sudahlah anda melaksanakan umroh. Kini anda bebas seperti biasa, memakai baju biasa, dan bebad dari larangan-larangan ihram lainnya. Termasuk anda boleh berhubungan badan dengan suami dan isteri anda. Anda sejarang hanya tinggal menunggu tanggal 8 Dzulhijjah (hari tarwiyah) untuk melaksanakan ihram haji. Selama masa menunggu ini, pergunakanlah untuk belanja ataupun ziarah ke tempat-tempat bersejarah di makkah.



1. Ihrom haji
Ketika tanggal 8 Dzulhijjah tiba, setelah mandi dan bersih2, anda kembali memakai pakaian ihram (bagi laki-laki sedangkan bagi wanita pakaian biasa). Anda kini akan berihrom untuk haji. Karena itu niatnya adalah : labbaika hajjan atau labbaika allohumma hajjan. Lalu anda kembali membaca talbiyyah berulang-ulang.

2. Mabit di Mina (tanggal 8 Dzulhijjah)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah ini, anda disunahkan pergi ke Mina untuk mabit (bermalam) disana. Namun bila tidak memungkinkan, tidak mengapa tidak mabit di Mina dan ada tetap berada di Mekkah serta besoknya tanggal 9 Dzulhijjah anda langsung menuju Padang Arafah untuk Wukuf. Bila memungkinkan mabit di Mina, maka pada pagi hari tanggal 18 Dzulhijjah, anda langsung pergi menuju Mina. Anda sholat Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya dan shubuh disana dengandiqoshor (jumlah rakaatnya diringkas) namung sebaiknya tidak dijama' (tidak di gabungkan). Sebaiknya lakukan sholat di masjid khoif karena Nabi bersada : "Di masjid khoif ini telah sholat 70 orang nabi termasuk Nabi Musa".

3. Wukuf di Padang Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah)
Besoknya tanggal 9 Dzulhijjah, setelah sholat shubuh anda berangkat menuju Arafah. Kalau memungkinkan adan singgah di masjid Namiroh. Kemudian setelah matahari tergelincir lakukanlah wukuf di padang Arafah. Disana anda mendengarkan khutbah Arafah termasuk sholat dhuhur dan ashar yang dilaksanakan jama' qoshor (sholat ashar ditarik ke sholat dhuhur dan rokaatnya dua-dua diringkas) Setelah sholat, berdo'alah sehendak hati anda. Disunahkan juga disamping memperbanyak do'a, beristigfar, bertasbih, tahlil dan tahmid juga membaca ayat Al-quran. Anda wukuf sampe matahari terbenam (waktu magrib).

4. Mabit di Muzdalifah
Setelah matahari terbenam (setelah magrib) anda meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah untuk melaksakan mabit (bermalam). Sholat magrib dijama' takhir dengan sholat isya sambil diqoshor (sholat magrib dilakukan pada waktu isya sambil diringkas rokaatnya menjadi dua kecuali magrib tetap tiga rokaat). Sebaiknya mabit ini semalam suntuk, namun bila ada uzdur, sakit misalnya, tidak mengapa meninggalkan Muzdalifah setalah mabit sebentar dengan syarat telah melewati tengah malam. Disini anda menyiapkan batu minumal 70 buah (untuk Jumroh aqobah dan 3 hari tasyriq). Jumlah batu ini bagi mereka yang akan mengambil Nafar tsani (melempar jumrohnya sampai tangal 13 dzulhijjah). Sedangkan bagi mereka yang hanya mengambil nafar Awal (melempar jumrohnya hanya sampai tanggal 12 Dzulhijjah) Maka batu yang disiapkan cukup 49 buah saja. Bahkah, sebaiknya batu krikil ini disiapkan lebih banyak dari jumlah diatas, karena dikhawatirkan krikil tersebut jatuh atau ketika melempar nanti batu tersebut tidak tepat sasaran. Atau anda boleh memungut dimana saja selama di Tanah haram. ukuran batunya tidak terlalu besar  tetapi sebesar ibu jari atau sebiji nangka.



5. Jumroh Aqobah (tanggal 10 Dzulhijjah
Besoknya, tanggal 10 Dzulhijjah, setelah sholat shubuh anda berangkat ke Mina untuk melempat jumroh aqobah. Setelah waktu dhuha tiba (yaitu matahari meninggi sedikit) tiba saatnya anda melempar jumroh aqobah sebanyak 7 lemparan. Caranya : anda berdiri dengan mekkah berada di sebelah kiri dan Mina disebelah kanan. Lalu melempar dengan 7 kali lemparan. setiap lemparan iringi dengan bacaan:
"bismillahi wallohu akbar"
atau cukup membaca "allohu akbar". Pastikan semua batu masuk ke tempat melempar meski tidak mengenai tugu. Bila batu itu tidak masuk ke tempat melempar (tanpa mengenai tugu) sebaiknya lemparan diulangi.

6.Hadyu (qurban) tanggal 10 dzulhijjah
Setelah melempar jumroh aqobah, berikutnya adalah melakukan qurban, karena anda melaksanakan haji tamattu', maka anda berkewajiban menyembelih kurban sebagai dam-nya. Bila tidak memungkinkan, anda boleh menggantinya dengan puasa tiga di mekkah dan 7 hari ketika anda sudah sampai di rumah. Penyembelihan kurban dapa dilakukan dimana sana selama di Mina, juga boleh anda lakukan di mekkah. Hadyu (qurban) wajib dilakukan bagi mereka yang melaksanakan haji tamattu' dan qiron. Sedangkan yang melaksanakan haji ifrod, hadyu hanya sunnah saja. Untuk kurba ini, boleh anda amanahkan kepada orang yang terpercaya.

7.Tahallul Awal (tanggal 10 Dzulhijjah)
Ketika melempar batu pertama dalam jumroh aqobah, maka talbiyyah dihentikan dan digantikan dengan bacaan takbir. Talbiyyah dihentikan karena anda kini sudah tahallul dari umroh sedangkan bacaan talbiyyah dibaca ketika anda ihram. Lalu anda tahullul dengan cara memotong rambut (taqsir) atau sebaiknya gundul (tahliq). Namun bagi wanita harus taqsir tidak boleh tahliq. Minimal 3 lembar seukuran satu buku jari tangan. setelah ini anda telah bebas melakukan larangan-larangan ihrom selain bersetubuh dengan isteri (jima')

8. Thowaf Ifadah (thowaf tsani/kubro) tanggal 10 dzulhijjah
Setelah itu sebaiknya anda langsung menuju Mekkah kembali melaksanakan thowaf ifadah (thowaf haji). Bila anda mengikuti pendapat yang tidak ada sa'i detalah thowaf ifadah ini, maka ketika anda thowaf, tidak ada ramal (lari-lari kecil) juga tidak idthiba ( memakai kain ihrom, bgi laki-laki, dibawah  ketek sebelah kanannya sehingga bahu kanan kelihatan). Namun bila anda mengikuti pendapat yang megharuskan sa'i setelah thowaf ifadah ini, maka dalam thowaf tersebut ada ramal dan idthiba dan pendapat kedua ini yang mengatakan ada sa'i lagi bagi yang melakukan haji tamattu', sehemat pikir saya pendapat kedua inilah yang palingkuat dan rojih. Karena ramal dan idthiba dilakukan pada thowaf yang setelahnya diikuti sa'inya, Bila  anda mengikuti pendapat yang ada sa'i setelah thowaf ifadah ini. Bila anda telah menyelesaikan thowaf ifadah ini, bebaslah semua larangan ihram termasuk hubungan badan dengan isteri/suami.



9. Melempar tiga jumroh (ula,tsani, dan aqobah) tanggal 11, 12, dan 13 dzulhijjah
Setelah thowaf ifadah, anda diharuskan kembali ke Mina untuk mabit (nginap) disana. besoknya, setelah sholat shubuh, anda berangkat menuju tempat jumroh. Setelah dhuhur, anda melempar tiga jumroh ( ula, wustho, dan aqobah ) masing-masing dengan tujuh buah batu kerikil. Caranya :Anda pastikan ka'bah ada sebelah kiri dan mina ada disebelah kanan, lalu mulailah melempar jumroh ula sebanyak tujuh kali lemparan. Setiap lemparan disunnahkan menbaca : Bismillahi Allahu Akbar

BISMILLAHI ALLAHU AKBAR atau cukup Allahu Akbar saja. Setelah itu bergeserlah kesebelah kiri sedikit dan berdoa menghadap ka'bah dengan doa apa saja. Lalu anda menuju jumroh wustho dan lakukan seperti melempar jumroh ula lalu bergeser sedikit kembali dan berdoa lagi. Setelah itu melempar jumroh aqobah. Lakukan seperti ketika melempar jumroh ula, namun tanpa doa setelah melemparnya. Namun apabila tidak menungkinkan untuk berhenti sejenak dan berdoa menghadap ka'bah, misalnya karena berdesak-desakan, maka anda boleh tidak berhenti sejenak dan tidak berdoa atau anda berdoa sambil mengikuti arus menuju jumroh berikut nya.

Setelah itu anda kembali ketempat tinggal untuk nginap kembali di Mina menunggu hari berikut nya

Begitu besok nya tiba, tanggal 12 Djulhijjah demikian juga tanggal 13 Djulhijjah lakukan apa yang anda lakukan pada tanggal 11 Djulhijjah yitu melempar 3 jumroh : ula, wustho, dan aqobah dengan cara seperti yang disebutkan diatas.

10. Nafar ula dam Nafar tsani
Bila anda hanya melempar pada tanggal 11 dan 12 Djulhijjah saja tanpa 13 nya, maka diperbolehkan meninggalkan Mina tanpa melempar dihari ke 13 nya. dan bila ini yang anda ambil maka anda mengambil nafar awal namanya. dengan syarat anda harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam ( maghrib ). Namun, bila sampai maghrib,  anda masih diberada diMina maka anda tidak boleh mengambil nafar awal tapi harus tetap menginap diMina dan melempar 3 jumroh dikeesokan harinya yaitu ditanggal 13 Djulhijjah. Bila anda melempar sampai tanggal 13 Djulhijjah, maka anda mengamil nafar tsani.

11. Tawaf wada

Sebelum anda meninggalkan Mekkah, baek untuk ketanah air mau pun karena bermaksud ke Madinnah, maka anda diharus kan melakukan tawaf wada ( tawaf perpidahan ). Lakukan seperti ketika anda tawaf qudum dengan tanpa ramal, idhtiba dan tanpa sa'i setelah nya. ketika tawaf wada ini, anda diperbolehkan tidak memakai kain ihrom, akan tetapi pakaian biasa saja. Apabila hendak memakai kain ihrom, itu pun tidak mengapa.

Setelah ini selesai lah anda melaksanakan ibadah haji, dan semoga menjadi haji yang mabrur dan dirodhoin olehNya, Amien ya Robbal Alamin

sumber: (http://forum.dudung.net/index.php?topic=3276.0)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arsitektur Aplikasi Web

  Arsitektur aplikasi web pada dasarnya mendekripsikan suatu infrastruktur yang memungkinkan sistem atau aplikasi berbasis web untuk mencapai sasaran-sasaran bisnisnya. Aplikasi web seharusnya dikembangkan dengan lapisan-lapisan (layer) yang masing-masing memberikan perhatian-perhatian yang berbeda-beda. (Pressman [12]) Menurut Gamma et.al [4] bahwa arsitektur Model / View / Controller (MVC) tiga serangkai kelas  digunakan untuk membangun user interface di Smalltalk-80. Melihat pola desain dalam MVC akan membantu Anda melihat apa yang kita maksud dengan istilah "pola." MVC terdiri dari tiga macam objek. Model ini adalah objek aplikasi, View adalah layar presentasi, dan Controller mendefinisikan cara user interface bereaksi terhadap input pengguna. Sebelum MVC, pengguna desain antarmuka cenderung menggumpalkan obyek-objek secara bersamaan. MVC memisahkan mereka untuk meningkatkan fleksibilitas dan reuse. Arsitektur MVC merupakan satu dari sejumlah model infrast

Java2 Enterprise Edition (J2EE)

Menurut tutorial Java EE oleh Oracle Inc [8],  Java Platform  Enterprise Edition (Java EE) adalah standar industri untuk komputasi enterprise Java. Memanfaatkan Profil Web  Java EE 6 yang ringan untuk menciptakan generasi aplikasi Web, dan kekuatan penuh dari platform Java EE 6 untuk aplikasi enterprise. Keuntungan bagi pengembang dengan peningkatan produktivitas dengan penjelasan lebih, lebih banyak POJO’s ( Plain Old Java Object ) , kemasan disederhanakan, dan konfigurasi XML yang lebih sedikit. Platform Java EE menggunakan model aplikasi multitier terdistribusi  untuk aplikasi enterprise. Logika aplikasi dibagi menjadi komponen-komponen sesuai dengan fungsinya, dan komponen aplikasi yang membentuk sebuah aplikasi Java EE yang diinstal pada berbagai mesin, tergantung pada tier di lingkungan multitier Java EE yang menjadi milik komponen aplikasi tersebut. Tingkatan-tingkatan dari arsitektur Java EE yaitu: ·                 Klien-tier, komponen dijalankan pada mesin klien. ·

Perancangan Berbasis Pola

2.1          PERANCANGAN BERBASIS POLA Gamma et.al [4] mengutip perkataan Christopher Alexander mengatakan bahwa: "Setiap pola menggambarkan masalah yang terjadi berulang-ulang di lingkungan kita, dan kemudian menggambarkan inti dari solusi untuk masalah itu, sedemikian rupa sehingga Anda dapat menggunakan solusi ini satu juta kali lebih, tanpa pernah melakukan dengan cara yang sama dua kali " Perancangan berbasis pola menurut Pressman [12] adalah suatu teknik untuk membuat aplikasi yang baru dengan menemukan sejumlah solusi-solusi permasalahan yang telah terbukti berhasil untuk kemudian menggunakannya secara berhasil menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada saat ini. Penciptaan desain pola mengabstraki proses Instansiasi. Mereka membantu membuat sistem independen dari bagaimana objek yang diciptakan, terdiri, dan mewakili. Pola penciptaan kelas menggunakan warisan untuk beragam kelas yang terinstansiasi, sedangkan pola penciptaan objek akan mendelegas